Hipotiroidisme atau hipotiroid (tiroid kurang aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid pada tubuh tidak menghasilkan cukup hormon hormon tiroid, yaitu hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Hipotiroid mungkin tidak menyebabkan gejala yang nyata pada tahap awal. Namun, seiring waktu, hipotiroid yang tidak diobati dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti obesitas, nyeri sendi, kemandulan, hingga penyakit jantung. Oleh sebab itu, hipotiroid kiranya termasuk penyakit yang tak layak dianggap remeh dan perlu diantisipasi.

 

 

Penyebab Hipotiroid

Ketika tiroid Anda tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, keseimbangan reaksi kimia dalam tubuh Anda bisa terganggu. Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab hipotiroid, termasuk penyakit autoimun, perawatan hipertiroidi, terapi radiasi, operasi tiroid, dan efek samping pengobatan tertentu. Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di pangkal depan leher, tepat di bawah jakun.

Hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yakni triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) berdampak besar pada kesehatan, memengaruhi semua aspek metabolisme tubuh. Hormon tiroid ini juga memengaruhi kontrol fungsi vital, seperti suhu tubuh dan detak jantung. Hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid gagal menghasilkan cukup hormon penting tersebut.

 

Hipotiroid mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk:

1. Penyakit Autoimun

Penyebab paling umum dari hipotiroidisme adalah kelainan autoimun yang dikenal sebagai Hashimoto's thyroiditis. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Terkadang, proses ini melibatkan kelenjar tiroid. Para ahli tidak yakin mengapa ini terjadi, tetapi kemungkinan besar kombinasi faktor-faktor seperti gen dan pemicu lingkungan. Bagaimanapun yang terjadi, antibodi ini memengaruhi kemampuan tiroid untuk menghasilkan hormon.

 

 

2. Respons Berlebihan Terhadap Pengobatan Hipertiroid

Orang yang memproduksi terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroid) sering diobati dengan yodium radioaktif atau obat anti-tiroid. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mengembalikan fungsi tiroid menjadi normal. Tapi terkadang, pengobatan hipertiroid malah bisa berakhir dengan menurunkan produksi hormon tiroid terlalu banyak, yang mengakibatkan hipotiroid permanen.

 

 

3. Operasi Tiroid

Mengangkat semua atau sebagian besar kelenjar tiroid dapat mengurangi atau menghentikan produksi hormon tiroid yang dibutuhkan tubuh. Dalam hal ini, Anda perlu mengonsumsi hormon tiroid seumur hidup.

 

 

4. Terapi Radiasi

Radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker kepala dan leher dilaporkan dapat memengaruhi kelenjar tiroid dan bisa menyebabkan hipotiroid.

 

5. Efek Samping Obat-Obatan

Sejumlah obat dapat menjadi penyebab hipotiroidisme. Salah satu contoh obat tersebut adalah lithium, yang digunakan untuk mengobati gangguan kejiwaan tertentu. Maka dari itu, jika Anda hendak minum obat, alangkah baiknya tanyakan kepada dokter tentang pengaruhnya terhadap kelenjar tiroid.

 

 

6. Penyebab Lain yang Jarang Terjadi

Meski lebih jarang terjadi, hipotiroid juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

 

 

Penyakit Bawaan

Beberapa bayi dilahirkan dengan kelenjar tiroid yang rusak atau bahkan tidak memiliki kelenjar tiroid. Dalam kebanyakan kasus, kelenjar tiroid tidak berkembang secara normal karena alasan yang tidak diketahui, tetapi beberapa anak memiliki kelainan bawaan. Seringkali, bayi dengan hipotiroid kongenital tampak normal saat lahir. Itulah salah satu alasan mengapa skrining tiroid pada bayi baru lahir kiranya penting dilakukan.

 

 

Gangguan Hipofisis

Penyebab hipotiroid yang relatif jarang adalah kegagalan kelenjar pituitari untuk menghasilkan cukup hormon perangsang tiroid (TSH). Kondisi ini biasanya disebabkan karena adanya tumor jinak pada kelenjar pituitari.

 

 

Kehamilan

Beberapa wanita mengalami hipotiroidisme selama atau setelah kehamilan (hipotiroidisme pascapartum). Hal ini sering kali terjadi karena mereka menghasilkan antibodi untuk kelenjar tiroid mereka sendiri.

Jika tidak diobati, hipotiroid bisa meningkatkan risiko keguguran, persalinan prematur, dan preeklamsia. Preeklamsia adalah suatu kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan darah wanita secara signifikan selama tiga bulan terakhir kehamilan. Ini juga dapat secara serius memengaruhi janin yang sedang berkembang.

 

 

Kekurangan Yodium

Asupan mineral yodium yang dapat ditemukan terutama dalam makanan laut, rumput laut, tanaman yang ditanam di tanah kaya yodium dan garam beryodium sangat penting untuk produksi hormon tiroid.

Maka dari itu, terlalu sedikit yodium dapat menyebabkan hipotiroid. Sementara, terlalu banyak yodium dapat memperburuk hipotiroid pada orang yang sudah memiliki kondisi tersebut. Di beberapa bagian dunia, kekurangan yodium sering terjadi, tetapi penambahan yodium ke garam meja sebenarnya telah menghilangkan masalah ini di sejumlah daerah.

 

 

Faktor Risiko Hipotiroid

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan hipotiroid. Ini meliputi:

  • Menjadi wanita
  • Berusia setidaknya 60 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga hipotiroidisme
  • Memiliki kondisi autoimun tertentu, seperti sindrom Sjögren, diabetes tipe 1, hingga penyakit celiac
  • Menerima pengobatan dengan yodium radioaktif atau obat anti-tiroid
  • Menerima radiasi ke leher atau dada bagian atas
  • Pernah menjalani operasi tiroid (tiroidektomi parsial)
  • Pernah hamil atau melahirkan bayi dalam enam bulan terakhir