Waspada Obesitas Berujung Diabetes

Obesitas adalah kondisi yang terjadi pada seseorang akibat ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan Prevalensi obesitas di dunia meningkat dan menjadi peringkat tiga besar penyebab gangguan kesehatan kronis Indonesia masuk urutan ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak.

Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang obesitas adalah penyakit Diabetes Melitus. Menurut beberapa hasil penelitian, obesitas berkorelasi positif dan erat kaitannya dengan diabetes melitus Lalu bagaimana prinsip pencegahan obesitas agar terhindar dari penyakit penyertanya?

 

Bagaimana Seseorang Dapat Dikategorikan Mengalami Obesitas?

Indikator penilaian obesitas pada seseorang dapat menggunakan 2 metode:

1. Index Masa Tubuh (BMI)

2. Lingkar pinggang World Health Organization (WHO) telah menentukan standarisasi BMI pada orang dewasa sbb: Underweight BMI < 18.5 kg/m2 Normal weight BMI 18.5-25 kg/m2 Overweight BMI 25kg/m2 Obesitas BMI >= 30kg/m2 Indikator yang kedua adalah lingkar pinggang Standar lingkar pinggang untuk etnis Asia Selatan, Melayu, Asia-India adalah > 80cm > 90cm

 

 

Apa Saja Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan?

Obesitas dapat berdampak buruk pada kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit penyerta diantarnya:

  1. Sleep apnoea
  2. Stroke 
  3. Diabetes Melitus
  4. Penyakit jantung koroner
  5. Hipertensi
  6. Ostheoarthritis
  7. Asam urat dan gout
  8. Perlemakan hati Obesitas terutama erat kaitannya dengan penyakit diabetes melitus

 

 

Mengapa Obesitas Dapat Menyebabkan Diabetes Melitus?

Pada penderita diabetes, Insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak dapat bekerja maksimal untuk membantu sel tubuh menyerap glukosa karena adanya komplikasi obesitas seperti kadar lemak tinggi terutama kolesterol dan trigliserida.

Ada 2 faktor resiko penyakit Diabetes Melitus, yaitu:

  1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah, seperti faktor keturunan riwayat kehamilan dengan Diabetes Melitus riwayat melahirkan anak dengan BB>4 kg riwayat bayi lahir dengan BB<2.5kg usia >40 tahun
  2. Faktor resiko yang dapat diubah, seperti: kurangnya aktivitas fisik, dislipidemia, hipertensi, diet tidak seimbang, riwayat penyakit jantung

 

 

Prinsip Pengelolaan Obesitas :

  1. Pola Makan 
  2. Pola aktivitas
  3. Pola emosi makan
  4. Pola tidur/istirahat

 

 

Pola pengelolaan obesitas dengan Pola Makan

  1. Diet rendah kalori yaitu metode diet dengan mengkonsumsi angara 800-1000 kkal/hari
  2. Menambah asupan protein untuk meningkatkan metabolisme dan membantu menghambat nafsu makan
  3. Konsumsi Lemak harian 20-25% dari total kebutuhan kalori per hari, dengan jenis lemak yang dikonsumsi adalah lemak tak jenuh
  4. Perbanyak makanan karbohidrat kompleks, jangan menghindari karbohidrat tapi batasi dan pilih jenis sumber karbohidratnya

</p

Pola Pengelolaan Obesitas Dengan Pola Aktivitas

  1. Meningkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari
  2. Batasi aktivitas menonton TV, menatap komputer dalam waktu lama, dan bermain games
  3. Lakukan aktivitas fisik minimal 2-3 kali/minggu durasi 30-50 menit/latihan
  4. Batasi tidur yang berlebihan
  5. Dianjurkan latihan fisik seperti aerobik, senam, jalan cepat, dan treadmill

 

 

Pola Pengelolaan Obesitas Dengan Pola Emosi Makan

  1. Kenali emosi makan, hindari mengalihkan wmlsi dengan banyak makan saat stress, marah, bosan, dll
  2. Usahakan makan hanya pada saat lapar bukan lapar mata

 

</p

 

 

 

Pola Pengelolaan Obesitas Dengan Pola Tidur

  1. Peningkatan rasa lapar dengan meningkatnya hormon ghrelin dan hormon leptin
  2. Waktu tersisa untuk makan jadi lebih banyak
  3. Cenderung memilih makanan tidak sehat

 

 

Pesan Pencegahan Obesitas Untuk Usia 18-60 tahun

  1. Aneka ragam pangan cukup sayuran hijau  cukup buah berwarna
  2. Tidak merokok hindari minuman beralkohol
  3. Tingkatkan konsumsi karbo kompleks kurangi karbo sederhana
  4. Hindari gorengan dan lemak trans
  5. Jadwal makan teratur
  6. Makan dengan pola piring
  7. Hindari konsumsi minuman ringan
  8. Batasi konsumsi jus buah
  9. Kenali emosi makan
  10. Timbang BB ukur lingkar pinggang secara berkala

 

 

FBCx 90

Terbuat dari serat pangan jagung Fat Binding Coplexer Serat pangan jagung merupakan salah satu komponen pangan fungsional jagung yang bermanfaat untuk:

  1. Mencegah kanker
  2. Menjaga kolesterol dan gula darah
  3. Mencegah Obesitas Siapa yang boleh mengkonsumsi FBCx 90?? FBCx 90 dapat dikonsumsi oleh Usia 18+