webinar-hiperaktif

Pada webinar yang diselenggarakan pada Senin, 07 Juni 2021, Unihealth langsung bersama dr. Maria Irene Hendrata, SpKJ yang membahas tuntas tentang ADHD.

Saat anak memasuki periode usia tumbuh kembang, pastilah sebagai orang tua menginginkan mereka dapat melewatinya dengan optimal. Namun, kadang ada suatu kondisi khusus yang menyebabkan perkembangan anak berbeda dengan anak seusianya, tapi cenderung diabaikan/ tak disadari oleh orang tua.

Orang tua senang jika anaknya aktif baik saat bermain, belajar dan bersosialisasi dengan sekitar, Namun perlu diingat, jika sudah mencapai kondisi atau keadaan dimana aktivitas tinggi ini melebihi batasan yang seharusnya dan mulai menimbulkan dampak yang kurang baik seperti anak sulit untuk dikontrol, tidak bisa fokus dengan hal yang dikerjakannya, maka sebagai oranga tua, Anda perlu waspada dan mulai mempertimbangkan untuk mengevaluasi si Anak.

ADHD (Attention Deficit Hiperacitvity Disorder) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas merupakan salah satu kondisi yang memiliki ciri/gejala seperti di atas. Untuk lebih jelasnya, Unihealth menyelenggarakan kuliah umum bertajuk Kupas Tuntas ADHD! bersama dengan pakarnya, yaitu dr Maria Irene Hendrata, SpKJ.

 

 

Apa Itu ADHD?

ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah atau hubungannya dengan lingkungan sekitar.

ADHD juga biasa disebut dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), atau nama lainnya adalah Gangguan Hiperkinetik.

Hingga saat ini, penyebab utama ADHD belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain terjadi pada anak-anak, ADHD juga dapat terjadi pada orang dewasa.

Anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk tetap fokus. Ia biasanya tidak betah jika harus duduk dan belajar dalam waktu lama. Namun, hal ini bukan karena mereka kurang paham dengan apa yang sedang mereka pelajari.

Anak ADHD merupakan anak yang hiperaktif Mereka suka terus bergerak, bahkan mungkin sampai mengganggu teman yang ada di dekatnya. Mereka juga suka bertindak impulsif.

Artinya, mereka suka melakukan tindakan yang tiba-tiba tanpa memikirkannya terlebih dahulu, mereka tidak suka menunda keinginan atau kepuasan.

 

 

Apa Bedanya ADHD dan Autisme?

Anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain.

Karena terlihat mirip, kadang orang menyamakan kondisi ADHD dengan autisme. Tapi, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Lalu, apa bedanya?

Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak dengan autisme. ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang.

 

Sedangkan, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.

 

 

Tipe ADHD

Terdapat 3 jenis ADHD, yaitu:


1. Inatensi


Sering disebut dengan Attention Deficit Disorder (ADD), dimana ciri yang ditimbulkan adalah anak sulit untuk fokus.

 

 

2. Hiperaktif-Impulsif


Anak menunjukkan aktivitas yang berlebihan dan sering merespon suatu hal atau kejadian dengan impulsif atau merespon cepat tanpa berpikir terlebih dahulu.

 

 

3. Kombinasi


Anak menunjukkan ciri gabungan dari perilaku inatensi dan Hiperaktif-impulsif.

 

 

Apa Saja Gejala dari ADHD?

Gejala utama ADHD adalah sulit memusatkan perhatian, serta berperilaku impulsif dan hiperaktif. Penderita tidak bisa diam dan selalu ingin bergerak.

Gejala ADHD umumnya muncul pada anak-anak sebelum usia 12 tahun. Namun pada banyak kasus, gejala ADHD sudah dapat terlihat sejak anak berusia 3 tahun. ADHD yang terjadi pada anak-anak dapat terbawa hingga dewasa.

 

 

Inatensi

  1. Gagal memberi perhatian penuh untuk hal yg rinci atau membuat kesalahan ceroboh pada pekerjaan sekolah, kerja atau aktivitas lain
  2. Sulit mempertahankan perhatian
  3. Sering seperti tidak mendengarkan ketika diajak bicara
  4. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas
  5. Perhatian mudah beralih

 

 

Hiperaktivitas

  1. Sering menggerak-gerakkan tangan dan kaki atau bergoyang-goyang di kursi
  2. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas
  3. Berlari-lari atau memanjat berlebihan
  4. Sulit bermain atau melakukan kegiatan tanpa menimbulkan suara bising
  5. Sering “sibuk” atau sering terlihat seakan-akan dikendalikan oleh sebuah mesin
  6. Bicara berlebihan

 

 

Impulsivitas

  1. Menjawab sebelum pertanyaan selesai diucapkan
  2. Sulit menunggu giliran
  3. Sering menginterupsi atau mengganggu orang lain

 

 

Bagaimana Kriteria Dari Gejala ADHD?


Gejala menetap minimal 6 bulan
Muncul sebelum usia 7 tahun
Gejala ditemukan pada minimal 2 lingkungan (sekolah, rumah, praktek dokter, tempat kerja)
Menimbulkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.
Bukan disebabkan oleh gangguan jiwa lainnya (autisme, skizofrenia, gangguan mood, dll).

 

 

Bagaimana Penanganan ADHD?

Prinsipnya: Terapi multimodal


1) Farmakoterapi (obat-obatan):
    -psikostimulan : metilfenidat
    -Non psikostimulan
2) Terapi remedial
3) Terapi perilaku
4) Terapi neurofeedback, Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
5) Koordinasi antara guru dengan orangtua

Suplemen Phosphatidylserine dapat membantu memperbaiki kondisi dan menyeimbangkan fungsi kerja

 

 

Phosphatidylserine

Merupakan komponen dasar pembentuk struktur sel pada sel otak dan saraf, dimana suplementasi ini dapat membantu menyeimbangkan dan meningkatkan kerja otak dari struk terdasarnya.

Mekanisme Kerja Phosphatidylserine
PS berperan penting dalam proses transimisi sinyal pada sel otak (neuron) yang diperantarai oleh beberapa protein, penting untuk “neuron survival & differentiation”.

Memperbaiki "Komunikasi Sel" --> Pengiriman sinyal/informasi menjadi baik

 

 

Manfaat Phosphatidylserine

  1. Meningkatkan memori/ daya ingat
  2. Menurunkan risiko penurunan daya ingat terkait usia
  3. Melindungi sel-sel tubuh
  4. Memperbaiki mood

Neurodial = 100 mg Phosphatidyl Serine

 

 

Apa saja Keunggulannya?

  1. Mengandung Phosphatydyliserine alami 100mg
  2. Berasal dari soybean (kedelai)
  3. Bebas dari efek transmisi transmisi sapi gila/Mad cow disease yg dapat terjadi jika PS bersumber dari sapi.
  4. Memperkuat daya ingat dan fungsi kognitif
  5. Meningkatkan kemampuan menghapal
  6. Mengatasi permasalahan alzheimer, pikun, ADHD/ADD, depresi/kecemasan, tekanan darah, dll.
  7. Terdaftar BPOM

Berdasarkan Penelitian: 200 anak ADHD diberikan suplemen PS dan Omega 3 selama 15 minggu: penurunan perilaku hiperaktif/impulsif yang signifikan dan perbaikan mood dibanding yang mendapat placebo

 

 

Siapa yang Harus Mengonsumsi Neurodial?

1) Usia diatas 50 tahun:
1-3x sehari 1 kapsul
2) Alzheimer, Pikun (menurunnya fungsi daya ingat):
3x sehari 1 kapsul
3) Anak ADHD, ADD diatas 4 tahun:
1-2x sehari 1 kapsul